"Ya Tuhan, kenapa ku dilahirkan dan
dibesarkan dalam kondisi yang berbeda dalam fisik, pikiran dan
perbuatan, dengan Pak Dudung tetangga disebelah, dengan Sitorus anak
buah dikantor, Surya Paloh bos Media Indonesia, atau SBY Presiden RI,
apakah ini bagian dari KemahakuasaanMu, yang menciptakan keberagaman
ini, kalau Ya, mengapa ada yang berfikiran bahwa segala sesuatunya kita
harus sama?"
Bangsa
ini dilahirkan oleh para pendiri bangsa dengan latar belakang yang
berbeda, baik latar belakang aliran politik, pendidikan, agama,
suku dan bahkan jenis kulit dan tinggi badanpun berbeda. Dari sejak
kecil kita ditanamkan tentang betapa mashyurnya negeri ini. Terletak di
garis katulistiwa yg membelah dunia, terdiri dari kurang lebih 250 suku
bangsa dan bahasa, terbentang antara 2 samudera, 2 sirkum pegunungan,
terdiri dari 13 ribu pulau (katanya), menjalani hanya 2 musim, terbagi
atas 3 zone alam, 6 agama dan beberapa aliran kepercayaan yang berbeda. 2
kerajaan besar nusantara menguasai daratan hingga lautan dari
madagaskar hingga ke kepulauan formosa, dan yg terpenting betapa kayanya
negeri ini, bila kita merujuk hanya pada 4 hal saja. Pertama, kekayaan laut dan perikanan,
negeri ini adalah negeri kepulauan yg hampir 60 persen nya adalah
laut, berapa persen kekayaan laut yang sudah terolah secara mandiri.
Banyak pencuri ikan yg tertangkap dan berapa banyak yang belum
tertangkap, seberapa kuat angkatan laut kita menjaganya, seberapa kuat
nelayan kita untuk menangkap kekayaaanya, sementara harga solar selalu
meningkat sepanjang masa. Sungguh mengenaskan, negara bahari dan
kepulauan yang harus mengimpor ikan dari negara tetangga yg wilayah
lautnya jauh lebih kecil dari kita. Kedua, kekayaan pertanian, perkebunan dan kehutanan, berjuluk paru-paru dunia,
negeri ini terbelenggu oleh kekayaan hutannya. Akibat pembabatan hutan
yang serampangan, negeri ini hanya mendapatkan imbas kerusakan
lingkungan, perijinan perambahan dan alih fungsi yg dikelola hanya untuk
kepentingan sesaat oknum-oknum yg alpa terhadap tanggung jawab sebagai
anak bangsa, hutan yg seharusnya bisa dikelola dengan baik dan menjadi
asset bangsa, sekarang hanya menjadi racun ' tujuh' turunan selanjutnya.
Di sektor pertanian, dimana setiap tahunnya kita harus mengimpor beras
dari negara tetangga, yg justru memiliki lahan yg lebih sempit dari
kita, adalah ironi yg memalukan. Ketiga, kekayaan pertambangan,
mana ada negeri yg memiliki keragaman tambang seperti negeri ini,
minyak ada, gas ada, batubara melimpah, pasir besi, emas, nikel,
tembaga, dll, menjadi pertanyaan besar, kemanakah larinya pendapatan dari sektor ini, selama ini? jangan-jangan kebanyakan salah urus ya, dan terakhir adalah kekayaan kebudayaan,
negeri lain bisa tumbuh incomenya hanya karena banyaknya devisa yg
masuk dari sektor pariwisata. Bagaimanakah dengan negeri ini? Dengan
negara kecil tetangga seberang saja kita tidak berhasil mengalahkan
jumlah kunjungan wisatawannya, apakah yg salah? keragaman tidak
dijadikan sumber kekuatan, yg dipertentangkan hanya perbedaan. Indonesia
merdeka karena keragaman, dan yakin akan bertahan bila keragaman dapat
dikelola dengan sepenuh hati. Bukan hanya dijadikan sebagai alat untuk
mempertahankan kekuasaan politik saja tapi harus dijadikan sumber
kekuatan bangsa ini. Keberagaman adalah kodrati.. Keberagaman itu indah
bro...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar